Ben: Atasi Ketakutan Murid Pada Matematika lewat Bercanda
“Matematika itu mudah dan menyenangkan bukan? Bukan!” Begitulah kalimat terkenal dari Papa Zidan yang semakin menguatkan anggapan bahwa matematika itu menakutkan dan memusingkan. Tapi kecintaan murid pada matematika bisa dimulai dari pembawaan gurunya di dalam kelas. Guru yang lucu dan menyenangkan bisa mengubah persepsi murid terhadap matematika, yang awalnya benci setengah mati, pelajaran matematika bisa jadi pelajaran yang paling dinanti.
Itulah Ben, sosok Guru Juara yang menjadikan candaan sebagai andalannya. Ben sedari muda sudah tahu cita-citanya ingin mengajar. Setelah menyelesaikan kuliah dengan gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Ben memulai karirnya sebagai guru Bahasa Inggris sebelum akhirnya kembali ke bidangnya di matematika. Dengan pengalaman mengajar lebih dari 3 tahun, Ben sudah banyak mewarnai proses belajar murid-murid dari Sabang sampai Merauke dengan tawa dan tentunya kemampuan untuk menaklukkan soal-soal matematika.
Suka atau Tidak Suka Belajar Berawal dari Guru
Ketidaksukaan murid pada pelajaran matematika sudah ada sejak lama; itu sudah seperti budaya turun temurun. Dari semua mata pelajaran yang dipelajari di sekolah, matematika menjadi salah satu pelajaran yang kurang difavoritkan oleh kebanyakan murid karena konsep abstraknya yang tidak mudah untuk dipahami dalam sekejap. Bayangkan jika pelajaran yang menantang itu juga diajar oleh guru killer? Semakin sulit murid mencerna materi dan paham konsep dasarnya karena sudah ada persepsi negatif tertentu akan pelajaran dan guru yang mengajar sehingga matematika menjadi pelajaran yang kurang disukai yang berdampak langsung pada prestasi murid.
Ini adalah sebuah realita yang Ben sadari betul. Kebanyakan murid tidak suka pelajaran matematika karena kesulitan memahami pelajaran dan guru yang mengajar kurang bisa melihat kebutuhan murid. Di sinilah Ben mulai terpanggil. Dia mau menjadi guru yang seru dan asik supaya murid-murid bisa lebih menyukai matematika. Ben punya mimpi di mana kelasnya adalah kelas yang dinanti-nanti oleh semua muridnya karena menyenangkan.
Stand Up Comedy sebagai Sarana Ajar
Sebelum merantau ke Jakarta, Ben aktif dalam komunitas stand up comedy di Malang. Ben mulai menggeluti dunia stand up comedy sejak lulus SMA dan ketagihan sampai sekarang. Kesukaannya pada dunia komedi berawal dari panggilannya untuk mengajar. Ia mau belajar komedi supaya bisa menjadi guru yang asik dengan pembawaan yang jenaka di kelas.
Di Kelas Live, Ben membuat suasana kelasnya lebih hidup dan santai dengan pembawaannya yang lucu namun serius. Ia banyak menggunakan jurus komedinya di tengah-tengah kelas dan membuat murid di kelasnya menjadi terhibur dan lebih mudah memahami konsep matematika lewat analogi candaan yang dilemparnya. Teknik penyampaian (delivery) yang ia pelajari dalam stand-up comedy sangat berguna bagi pembawaannya di dalam kelas.
Belajar dari Ahli
Ben banyak belajar dari teman-teman stand-up comedian untuk bisa membuat candaan yang tepat sasaran dan memberikan punchline yang ‘nendang.’ Ben mengaku selamanya akan berterima kasih pada Abdur Arsyad, Reggy Hasibuan, dan semua komika dari Standupindo Malang yang sudah memperkenalkannya pada kesenian stand-up comedy. Berkat keaktifannya di skema komedi, Ben bertemu dengan figur-figur ternama, seperti Oza Rangkuti dan Pandji Pragiwaksono yang akhirnya menjadi inspirasinya dalam berkomedi. Bertemu dengan banyak individu kreatif semakin membuka wawasan Ben dan membuatnya semakin kritis akan kondisi di sekitar.
Tidak hanya dari pertemuan di komunitas, Ben juga banyak membaca buku untuk memperkaya dirinya, khususnya terkait komedi. Ben punya satu buku favorit, yaitu Pecahkan oleh Pandji Pragiwaksono dan Ulwan Fakhri. Dari buku itu Ben belajar mengapa manusia butuh tertawa dan bagaimana komedi bisa digunakan dalam menyampaikan pesan penting.