Yuk, Maksimalkan Teknologi untuk Mendukung Pembelajaran Aplikatif: Liburan ke Negeri Sakura
Sebaik-baiknya pembelajaran adalah yang aplikatif dalam kehidupan
Setiap pembelajaran pasti memiliki makna dan manfaatnya masing-masing dalam kehidupan. Meski terkadang, saat kita mempelajari suatu hal akan terbesit pertanyaan "Apa sih gunanya mempelajari hal ini? Apakah akan terpakai dalam kehidupan sehari-hari?". Mempelajari hal-hal yang berhubungan erat dengan aktivitas sehari-hari akan lebih menarik dibanding hal-hal abstrak yang kurang aplikatif. Selain lebih mudah untuk dipahami, pembelajaran juga terasa realistis dan nyata. Ilmu yang diperoleh pun bisa langsung digunakan pada situasi tertentu ketika menyelesaikan suatu masalah.
Berawal dari sini, saya tertarik untuk mengemas pembelajaran di Kelas Live menjadi lebih aplikatif juga interaktif dalam kehidupan. Hal ini bertujuan agar murid mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan pastinya bermanfaat. Namun, merencanakan konsep pembelajaran rupanya tidaklah sederhana. Dibutuhkan teknologi yang mendukung agar dapat menciptakan suasana Kelas Live sesuai dengan kondisi di dunia nyata. Mungkin ketika belajar di kelas luring, guru bisa saja dengan mudah mengajak murid ke suatu tempat untuk menunjukkan penerapan ilmu yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Lain halnya jika kelas dilaksanakan secara daring, adanya keterbatasan membuat guru tidak bisa menunjukkan secara langsung. Meskipun begitu, hal ini bukanlah penghalang bagi seorang guru untuk tetap menciptakan suasana belajar yang menarik dan interaktif. Teknologi dapat membantu para pendidik khususnya guru-guru yang mengajar secara daring dalam menjelaskan sebuah konsep materi.
Bantuan teknologi seperti Google Earth, VR video 360°, Panoramic Images, dan latar audio, rasanya tidak ada yang tidak mungkin agar suasana pembelajaran daring dapat menyerupai pembelajaran luring. Dimulai dari memikirkan konsep integration learning, saya coba mengambil kesempatan dari momen liburan akhir tahun. Semangat liburan sudah dapat terasa dari murid-murid. Mereka menanti-nanti agar hari itu segera tiba. Seperti halnya saya pada saat menjadi murid dulu, ujian saja belum dilaksanakan tetapi hari libur sudah terbayang-bayang. Memori tersebut saya jadikan sebagai konsep awal belajar sambil berlibur. Hingga akhirnya saya mencoba membangun suasana kelas seperti liburan dengan tema 'Berlibur ke Jepang'. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan konsep bangun datar pada pelajaran matematika.
Perjalanan diawali dengan mengenalkan situasi bandara kepada murid. Narasi yang coba saya bangun adalah mengajak murid untuk merasakan bagaimana pengalaman menaiki pesawat. Pertama-tama, saya bertanya kepada mereka "Siapa yang pernah naik pesawat?". Ternyata banyak murid yang belum pernah menaiki pesawat sebelumnya sehingga mereka menjadi lebih tertarik dan bersemangat karena rasa ingin tahu yang tinggi. Selanjutnya, saya mengenalkan seperti apa suasana bandara lengkap dengan pemberitahuan keberangkatan menggunakan sound yang sudah disiapkan, seperti pada cuplikan berikut.
Tak lengkap rasanya jika tidak memberikan gambaran bagaimana rasanya berada di dalam pesawat kepada murid. Untuk itu saya mencoba membagikan pengalaman melalui video Virtual Reality 360° yang saya dapatkan melalui video di YouTube.
Untuk membuatnya semakin realistis, saya mengajak murid ke suatu tempat di Jepang dengan menggunakan Google Earth. Di sini saya menampilkan objek suatu bangunan dan meminta mereka menebak terdiri dari bangun datar apa saja permukaannya. Kemudian barulah saya hubungkan dengan konsep pembelajaran.
Selain dari Google Earth, saya menampilkan Panoramic Images atau gambar yang melukiskan pandangan umum atau secara luas tentang sebagian wilayah. Panoramic images yang saya gunakan kali ini diambil dari beberapa wilayah di negara Jepang. Untuk mendapat respon positif dari murid, saya meminta mereka melakukan anotasi dan menyebutkan secara satu persatu apa saja bangun datar yang mereka berhasil identifikasi, seperti pada gambar di bawah ini.
Alur cerita ini rupanya membawa dampak signifikan pada pembelajaran di Kelas Live. Murid tampak menikmati konsep belajar sambil ‘berlibur’ ke Negeri Sakura. Keberhasilan konsepnya terlihat pada kehadiran murid yang bertahan dari awal sampai akhir pembelajaran. Karena siswa menyimak penuh, mereka juga tidak merasa kesulitan dalam menjawab latihan soal yang diberikan. Persentase siswa yang menjawab latihan soal dengan tepat mencapai 100%.
Ternyata dengan memaksimalkan teknologi yang ada bisa membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan aplikatif. Tak kalah menarik dengan pembelajaran di kelas luring bukan? Jadi, tunggu apa lagi? Yuk coba!