Tingkatkan Partisipasi Murid dalam Kegiatan Belajar Mengajar melalui Metode STAD
Sebagian pengajar mungkin masih ada yang beranggapan bahwa peran murid di kelas hanya sebatas menerima materi pelajaran dengan sebaik-baiknya. Murid sering dianggap sebagai bejana kosong yang siap untuk diisi dengan pengetahuan ataupun informasi yang dirasa penting. Padahal faktanya, setiap murid memiliki dasar pengetahuan dan intuisi masing-masing yang mungkin berbeda antara satu dengan yang lain.
Di CoLearn, kami memiliki motto 'It's about the students' di mana setiap guru akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik, interaktif dan tentunya tetap memperhatikan pencapaian tujuan pembelajaran. Melalui prinsip inilah, konsep belajar di Kelas Live tidak hanya berfokus pada guru yang menyampaikan materi tetapi juga pada murid. Kami tidak pernah lelah mencoba berbagai cara baru agar murid bisa mendapat pengalaman terbaik dalam belajar serta kooperatif di setiap pembelajaran.
Namun tidak bisa dipungkiri, dalam sebuah kelas kita pernah atau bahkan sering menjumpai murid yang pasif dan enggan untuk berpartisipasi. Entah karena malu berpendapat maupun kurang percaya diri terhadap kemampuan diri. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan metode pembelajaran yang menekankan interaksi antar murid untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam penguasaan materi.
Sarana Kolaborasi Mengajar bareng Murid
Salah satu cara yang kami terapkan di CoLearn adalah dengan metode Student Team Achievement Division (STAD). Mungkin banyak dari teman-teman pengajar sudah familiar dengan pembelajaran kelompok, tapi bagaimana dengan metode STAD? Pada dasarnya, metode STAD hampir mirip dengan metode pembelajaran berkelompok, bedanya adalah komposisi kelompok harus terdiri dari murid yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Di sinilah peran penting guru, yaitu untuk mengelompokkan murid berdasarkan kemampuan mereka, sehingga setiap kelompok memiliki kemampuan yang merata.
Di Kelas Live Matematika, Guru Juara dan Mentor membuat konsep latihan soal bertemakan 'Team Fight' dengan membagi murid ke dalam 4 kelompok. Setiap tim diminta menjawab soal dengan cepat dan tepat untuk mendapatkan poin. Selain itu, tim yang bersedia menjelaskan jawaban mereka akan mendapatkan tambahan poin. Hal ini dilakukan agar murid berkesempatan membantu teman-teman yang lain memahami materi dan secara tidak langsung mengajak mereka mengajar bersama.
Respon yang diterima dari cara ini terbilang positif, melihat dari keaktifan murid-murid dalam menjawab soal melalui kolom chat, anotasi, dan menyalakan microphone saat menjelaskan jawaban mereka. Di luar dugaan, ternyata setiap murid memiliki caranya masing-masing dalam menyelesaikan soal yang diberikan terlepas dari cara yang pernah diajarkan oleh Guru Juara. Menariknya lagi, metode ini berhasil memberi kesempatan murid mengasah kreativitas dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Peningkatan partisipasi murid dapat terlihat dari beberapa cuplikan video berikut.
Metode STAD dapat memberikan siswa pengalaman mengajar secara tidak langsung. Peran guru di sini hanya sebagai fasilitator untuk memastikan penjelasan yang diberikan sudah sesuai dengan konsep atau belum. Di sisi lain, metode STAD membuat murid menjadi lebih aktif selama pembelajaran. Mereka juga saling membantu temannya untuk memahami konsep materi yang belum dikuasai. Semoga artikel ini dapat membantu para guru untuk tidak lagi ragu dalam melibatkan murid di kegiatan belajar mengajar.