Tingkatkan Minat Latihan Soal dengan Teka-Teki ala Detektif
Menghadapi murid yang memiliki karakteristik berbeda-beda merupakan tantangan tersendiri bagi seorang guru dalam proses belajar mengajar. Perbedaan ini pula yang terkadang membuat guru berpikir ekstra untuk menentukan strategi belajar apa yang tepat sehingga dapat membuat murid mencapai tujuan pembelajaran. Ditambah lagi dengan kondisi saat ini yang memungkinkan murid untuk melakukan pembelajaran secara daring, mengharuskan guru untuk beradaptasi dengan teknologi dan mencoba terbiasa mengajar melalui aplikasi video conference, seperti Zoom.
Pengajar selalu dituntut untuk dapat menyampaikan materi dengan cara-cara unik agar murid tidak kehilangan semangatnya dalam belajar. Karena seperti yang kita ketahui, mengajar online bukanlah suatu hal yang mudah. Penelitian menunjukkan anak cenderung akan lebih susah fokus dan jenuh ketika tidak bertatap muka secara langsung sehingga pengajar perlu menentukan metode yang tepat untuk meminimalisir kondisi tersebut.
Dari pengalaman saya mengajar Matematika Kelas 6 di Kelas Live CoLearn, ada dua karakteristik umum yang sering saya jumpai, yaitu partisipan aktif dan pasif. Partisipan aktif biasanya adalah murid yang tanpa ragu untuk turut serta meramaikan proses belajar dengan menyalakan mic, berbalas chat, ataupun melakukan anotasi saat diminta. Sedangkan partisipan pasif cenderung masih malu-malu dan diam saat diminta untuk melakukan aksi tertentu. Tentunya hal ini sangat wajar, mengingat mungkin ada kendala dari faktor eksternal, seperti koneksi internet atau belum terbiasanya murid dengan sistem pembelajaran online menggunakan aplikasi video conference.
Namun, dari dua karakteristik itu saya selalu menemukan pola yang sama. Saya melihat adanya penurunan antusiasme dan partisipasi murid ketika sampai pada sesi latihan soal, seperti tiba-tiba meninggalkan kelas, tidak menjawab latihan soal, dan menyerah sebelum mencoba mengerjakannya karena beranggapan bahwa soal matematika itu sulit. Padahal, latihan soal merupakan salah satu aspek penting untuk menilai pemahaman murid. Hal itu yang menginspirasi saya untuk merancang strategi baru dalam memberikan latihan soal.
Menciptakan Narasi Teka-Teki Detektif
Permainan teka-teki memang selalu menantang untuk dipecahkan, bahkan tak jarang menimbulkan rasa bingung dan penasaran secara bersamaan. Saya mencoba untuk membuat cerita beralur menarik dengan sisipan teka-teki sesaat sebelum latihan soal diberikan, kemudian mengajak murid untuk menjadi detektif dan memecahkan teka-teki misteri. Dengan cara ini harapannya murid menjadi lebih antusias dan termotivasi untuk mengerjakan latihan soal.
Ini adalah gambaran besar praktik latihan soal dengan narasi teka-teki di kelas saya:
1. Di awal kelas, saya menyampaikan konteks cerita dengan tema detektif untuk membangun ketertarikan pada materi di kelas hari itu.
2. Kemudian kelas dilanjutkan dengan pembacaan narasi dan pemberian teka-teki yang berkaitan dengan narasi di pertengahan cerita sebelum memberikan latihan soal. Di sini perhatian murid sudah terpusat pada narasi cerita yang saya bawakan.
3. Setelah sampai pada akhir narasi, saya meminta murid untuk menebak teka-teki dan mengunci jawabannya terlebih dahulu.
4. Untuk bisa memberikan jawaban, mereka harus mengerjakan soal latihan yang diberikan.
5. Setelah selesai semua soal latihan dikerjakan, saya melanjutkan narasi di pertanyaan teka-teki dan mempersilakan murid untuk memberikan jawaban yang sudah dikunci sebelumnya.
Penasaran bagaimana penerapannya saat mengajar? Cek video berikut ini!
Cara ini berhasil meningkatkan minat dan keikutsertaan murid dalam menjawab latihan soal di kelas saya. Terbukti dari total polling, fitur di Zoom, yang digunakan untuk menghitung jumlah murid yang menjawab soal. Jumlah murid yang menjawab soal ternyata lebih banyak dari sebelumnya! Selain itu, mereka juga merasakan pengalaman baru dalam belajar sehingga kini latihan soal bukan lagi menjadi beban bagi mereka.
Mengajar dengan Narasi
Metode pengajaran dengan menggunakan narasi ini masih termasuk dalam story-based learning yang dibahas di artikel sebelumnya. Hanya saja untuk narasi dengan teka-teki yang saya lakukan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi murid di kelas untuk mengerjakan soal latihan.
Pada praktiknya, metode ini mudah untuk diaplikasikan di kelas. Berikut adalah langkah-langkah persiapan yang dapat dilakukan oleh pengajar:
- Siapkan tema cerita yang dapat meningkatkan rasa penasaran murid. Misalnya cerita petualangan, misteri atau penggunaan karakter yang relevan dengan usia murid.
- Buat desain slide semenarik mungkin dan gunakan referensi gambar yang menyediakan akses gratis bebas hak cipta.
- Kuasai alur cerita sehingga saat menyampaikan narasi tidak terlihat seperti sedang membaca. Pengajar juga bisa menggunakan catatan kecil yang tidak terlihat oleh murid untuk membantu mengingat jalan cerita.
- Gunakan gaya bercerita yang ekspresif untuk menularkan antusiasme ke murid dan meningkatkan partisipasi mereka di kelas.
Penerapan cara pengajaran ini masih sangat mungkin untuk dikembangkan lagi mengingat kreativitas dari masing-masing pengajar sangat berpengaruh di sini. Alur cerita bisa disesuaikan dengan materi pelajaran ataupun tidak. Satu hal yang penting untuk diperhatikan oleh para pengajar adalah kenali karakteristik murid yang diajar karena jika tidak relevan dengan murid, cara pengajaran semenarik apapun tidak akan membantu mereka belajar di kelas.
--
Rifa adalah Guru Juara Matematika peraih Juara 1 Simulasi Mengajar (Microteaching) di Temu Civitas Akademika UPI XVII 2019. Selain seorang lulusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia, Rifa juga penulis buku modul di bidang Kimia dan Fisika yang berjudul "Buku Kamu: Saintis Cilik".
Tips dari Rifa ini menarik untuk dicoba, bukan? Masih banyak jurus mengajar lainnya yang bisa ditemukan di Mengajar Bersama CoLearn! Ajak juga para pengajar lain untuk langganan dan baca artikel-artikel menarik terkait metode pengajaran yang ampuh membatu murid lebih berprestasi.